🦠 Blood Agar: Media Mikrobiologi yang Berbahan Dasar Darah 🧪
![]() |
Sumber: ResearchGate |
Dalam dunia mikrobiologi, berbagai media digunakan untuk menumbuhkan mikroba, seperti bakteri, virus, dan jamur. Dari media umum hingga media diferensial, ada satu yang cukup unik—blood agar—yang dibuat dengan menambahkan darah ke dalam agar. Serem atau keren? 😆
🔬 Sejarah Blood Agar
Sejarah penggunaan darah dalam media mikrobiologi masih abu-abu. Dalam Manual Bacteriology (1903), Muir dan Ritchie mencantumkan darah sebagai alternatif gelatin. Koch, sang pelopor bakteriologi, lebih suka media cair, tapi tetap menyarankan media yang keras dan transparan untuk inokulasi bakteri (Buxton, 2016).
Ada juga kisah menarik dari murid Koch, Walther, dan istrinya, Angelina. Pada tahun 1882, Walther kesal karena gelatinnya selalu meleleh di musim panas. Ia lalu bertanya kepada Angelina, yang sering bikin puding dan jeli. Angelina, yang pernah bertetangga dengan imigran dari Jawa (di mana agar-agar umum digunakan), menyarankan agar-agar sebagai pengganti gelatin. Diduga, Walther kemudian mencampurkan darah ke agar seperti Angelina mencampurkan jus buah ke dalam dessert-nya. Cukup nyentrik, kan? 🍮➡️🩸
🧫 Kenapa Blood Agar Dipakai?
Blood agar adalah media diperkaya, dibuat untuk menumbuhkan bakteri yang suka darah—misalnya Neisseria dan Streptococcus (HiMedia Laboratories, 2015). Bakteri tertentu mampu memanfaatkan darah sebagai sumber nutrisi, jadi pertumbuhannya lebih optimal di sini.
Namun, istilah "blood agar" sendiri tidak selalu sama. Biasanya, media ini dibuat dengan mencampurkan darah yang telah didefibrinasi ke dalam media dasar seperti Tryptic Soy Agar atau Columbia Agar.
Di Amerika Serikat, darah domba 5% paling sering digunakan. Bisa juga pakai darah kelinci atau kuda, tapi hasilnya kurang konsisten. Sementara darah manusia? Nope! Karena bisa meningkatkan risiko paparan virus seperti HIV atau hepatitis. 😬
🛠️ Cara Membuat Blood Agar
Mau coba bikin di lab? Begini caranya:
- Larutkan 40 gram media dasar agar darah dalam 1000 ml air suling.
- Panaskan hingga mendidih 🔥 untuk melarutkan media sepenuhnya.
- Sterilkan dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit.
- Dinginkan media hingga 45-50°C, lalu tambahkan 5% darah steril yang telah didefibrinasi secara aseptik.
- Aduk hingga rata, lalu tuangkan ke dalam cawan petri steril.
📦 Penyimpanan & ♻️ Pembuangan
✔ Simpan di suhu 10-30°C dalam wadah tertutup rapat.
✔ Media siap pakai harus disimpan pada 2-8°C.
✔ Jangan dibiarkan terlalu lama di udara terbuka, nanti menggumpal! 😵💫
✔ Pembuangan media harus sesuai prosedur laboratorium supaya aman dari kontaminasi.
🧐 Kesimpulan
Blood agar adalah media bakteriologi yang unik dan kaya nutrisi. Sejarahnya berawal dari eksperimen ilmuwan seperti Koch dan Walther, hingga menjadi standar dalam mikrobiologi modern. Meskipun terdengar agak menyeramkan 🩸, media ini punya peran penting dalam dunia sains!
Referensi:
Buxton, R. (2016). Agar Darah dalam Mikrobiologi.
HiMedia Laboratories. (2015). Blood Agar and Its Applications in Microbiology.
Tidak ada komentar
Posting Komentar